Rabu, 23 Juni 2021

Review Buku KEPEMIMPINAN BIROKRASI Bab 10. Kepemimpinan dan Keputusan

 

Review Buku Kepemimpinan Birokrasi

Judul Buku                  : KEPEMIMPINAN BIROKRASI

Judul Bab 9                 : KEPEMIMPINAN DAN KEPUTUSAN

Penulis                         : Harbani Pasolong

Penerbit                       : ALFABETA

Tahun Terbit               : 2015

ISBN                           : 978-979-8433-79-5

Halaman Buku            : 234 Halaman

Halaman Bab. 10        : 17 Halaman (154-170)

Cetakan                       : Ke Empat

Nama Reviewers         : Ahmad Nadirul Haq

 

            Pada awal bab ini didahului dengan intro yang mengatakan tugas pokok suatu pemimipin yang menjadi rutinitasnya di sutatu birokrasi yakni mengambil sutu keputusan. Dilanjutkan bahwa efektifitas sutu pemimpin bukan tentang keterampilan melakukan kegiatan teknis maupun tugas oprasional, akan tetapi sesosok pemimpin akan ditentukan oleh bagaimana caranya dia mampu atau memiliki kemampuan dalam mengambil suatu keputusan.

            Maka dari itu penulis mengatakan di bab ini bahwa salah satu syarat kepemimpinan birokrasi dalam menduduki sutu jabatan yakni bagaimana caranya dia harus berani mengambil sutu keputusan yang efesien, efektif, rasional dan pemimpin harus siap memikul tanggungjawab atas dampak atau resiko yang muncul sebagai konsekuensi pemimpint tersebut.

            Adapun yang dituangkan penulis dalam bukunya khusunya bab ini yakni menurut Siagian yang di kutip oleh penulis  (2004:38), keberanian pemimpin dalam mengambil keputusan kalau : (1) pemimpin mempunyai kemampuan analisis yang tinggi, (2) pemimpin mempunyai pengaruh dari faktor lingkungan tempat birokrasi yang dipimpinnya beroprasi, (3) secara teknis mengetahui apa yang hendak dicapai oleh birokrasi yang dipimpinnya, (4) pemimpin yang bersangkutan memiliki pengtahuan yang mendalam tentang dirinya sendiri, kekuatan-kekutan dan kelemahan-kelemahannya, termasuk didalammya kemampuan dan kemauan belajar terus menerus, (5) pemimpin mendalami tentang perilaku bawahannya.

            Melangkah pada beberapa tanggapan diatas di bab ini juga di tuliskan suatu konsep pengambilan keputusan sehingga pemimpin dapat menelaah cara dalam mengambil keputusan seperti dalam hal mengambil keputusan di birokrasi itu sendiri. Sebelum membahas di konsep di spesifikkan lah pengertian pengambilan keputusan memjadi pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah. Dan disimpulkan pula oleh penulis bahwa pengambilan keputusan rasional adalah membut beberapa pilihan-pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan tertentu.

            Didalam suatu keputusan merupakan hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Menurut Harbani Pasolong mengutip suatu argumentasi ahli yakni Robbins (2006:180) keputusan adalah pilihan yang di butat dari dua atau lebih alternatif. Sendangkan dikutip lagi oleh penulis yakni Harbani Pasolong bahwa Stoner juga mengatakan (1996) bahwa keputusan adalah pemilihan di antara alternatif-alternatif. Di definisi ini mengandung 3 penjabaran pengertian berupa (1) ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan, (2) ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik, (3) ada tujuan yang ingin dicapai , dan keputusan ini makin mendekatkan pada tujuan tersebut.

            Di bab kali ini masih di dalam pembahasan tentang konsep pengambilan keputusan juga di definisikan tentang masalah yang mengatakan bahwa masalah muncul apabila ada gap atau kesenjangan antara “Das Sollen” dan “Das Sein” atau perbedaan antara apa yang seharusnya dan apa yang tidak seharusnya. Penulis dalam hal ini mengutip perbedaan masalah privat dan masalah publik yang di rumuskan oleh Jones (1991:71) yakni: masalah privat adalah masalah yang dapat diatasi tanpa mempengaruhi atau melibatkan pemerintah sedangkan masalah publik adalah masalah yang dapat diselesaikan dengan melalui kebijakan pemerintah. Juga penulis berupaya mengungkap sifat-sifat masalah publik dengan mengutip satu tokoh yakni Dunn (1994:140-141) yang mengatakan masalah publik mempunyai karakteristik sebagai berikut : (1) saling ketergantungan, (2) subjekrivitas, (3) Artificialitiy masalah, dan (4) dinamika masalah.

            Tahapan dalam perumusan masalah juga merupakan suatu garis besar yang di tuangkan penulis di bab kepemimpinan dan keputusan ini, serta mengatakan bahwa permusan masalah dapat dipandang sebagai sutu proses yang terdiri dari empat tahap : (1) pencarian masalah (Problem search), (2) pendefinisian masalah (Problem definition), (3) spesifikasi masalah (probem specification), dan (4) Pengenalan masalah (Problem sensing). Adapun kutipan yang masukkan di bab ini oleh penulis berupa kutipan dari Patton & Sawicki (1987:107), yaitu : Tahap 1, yaitu pikirkan kenapa suatu gejala dianggap sebagai masalah, Tahap 2, yaitu tetapkan batasan masalah yang akan dipecahkan, Tahap 3, yaitu kumpulkan fakta dan informasi yang berhubungan dengan masalah yang telah ditetapkan, Tahap 4, yaitu rumuskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai, Tahap 5, yaitu identifikasi variabel-bariabel yang mempengruhi masalah, Tahap 6, yaitu tunjukkan biaya dan manfaat dari masalah yang hendak diatasi, dan, Tahap 7, yaitu rumuskan masalah kebijakan dengan baik.

            Masuklah kembali kepada Tahapan Pengambilan Keputusan sebagai garis besar ke empat dari bab ini. Penulis pula mengutip pendapat ahli yakni menutut Simon (1007) sebagai pemegang hadia Nobel mengatakan bahwa ada 3 tahap yaitu : (1) kegiatan inteligen, (2) kegiatan desaim, (30 kegiatan pemilihan   

Adapun Fungsi Pengambilan yang di tuangkan pengulis yakni sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecah an masalah memiliki fungsi antara lain yaitu sebagai berikut: (a) pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional. (2) sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa yang akan datang, di mana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama. Setelah dengan fungsi tersebut adapun tujuan pengambilan keputusannya yakni (1) tujuan bersifat tunggal berupaa apabila kepututsan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, dan (2) tujuan yang bersifat ganda berupa apabila keputusan yang di hasilkan itu menyangkut dengan lebih dari satu masalah

Di dalam pengambilan keputusan ini di berikan lah unsur-unsur pengambilan keputusan berupa (1) tujuan dari pengambilan keputusan, (2) identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah, (3) perhitungan terhadap faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya di luar jangkauan manusia, (4) sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan.

selain dari hal itu semua juga di gambarkan suatu dasar-dasar pengambilan keputusan oleh penulis yang tertuang di bab ini dan merupakan garis besar yang ke 6. Harbani Pasolong menyebut Terry di dalam bukunya dalam menjelaskan 5 dasar pengambilan keputusan yaitu (1) Insting, (2) Pengalaman, (3) Fakta, (4) wewenang, dan (5) Rasional. Serta di gambarkan pula 5 faktor yang di tuangkan penulis dalam mempengaruhi pengambilan keputusan yakni ; (1) posisi, (2) maslah, (3), situasi, (4) kondisi, (5) tujuan, dana adapun tambahan kutipan yakni kepribadian yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut.

Adapun model pengambilan keputusan terbagi menjadi 11 jenis model pengambilan kepututsan berupa : (1) model kuantitatif, (2) model kuatitatif, (3) medel probabilitas, (4) model nilai harapan, (5) model matriks, (6) model kurva tak acuh (indiferen), (7) model verbal, (8) model permainan operasional, (9) model kepututsan rasional, (10) model intuitif, dan (11) model pohon. Ke 11 model ini di cantumkan penjelasan secara spesifik oleh penulis untuk di fahami pembaca.

Adapun gaya pengambilan keputusan yang dikutip penulis dan di sampaikan di buku kususnya bab ini adalah menurut Luthans (2006:416) yaitu ada 4 gaya yakni (1) gaya direktif, (2) gaya analitik, (3) gaya konseptual, (4) gaya prilaku. Ke 4 gaya ini di perkenalkan dan dijelaskan di buku tersebut, serta penulis tidak lupa mencantumkan pendapat ahli.

Di garis besar terakhir di berikan oleh penulis yakni Jenis-jenis pengambilan keputusan dimana dibedakan menjadi 2 yakni :

(1)   berdasarkan programnya terbagi atas 2 jenis yani : pengambilan keputusan terprogram dan pengambilan kepututsan tidak terprogram

(2)   bedasarkan lingkungannya terbagi atas 4 yaitu : (a) pengambilan kepututsan dalam kondisi pasti, (b) pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko, (c) pengambilan keputusan dalam keadaan tidak pasti, dan (d) pengambilan keputusan dalam kondisi konflik.

Berbagai penjabaran yang digambarkan semua dijelaskan dengan baik di buku ini sehingga pembaca tidak hanya mengetahui pembagiannya akan tetapi mengetahui alur yang dibaca tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar