Review Buku Kepemimpinan
Birokrasi
Judul Buku : KEPEMIMPINAN BIROKRASI
Judul Bab 9 : KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI
Penulis : Harbani Pasolong
Penerbit : ALFABETA
Tahun Terbit : 2015
ISBN : 978-979-8433-79-5
Halaman Buku : 234 Halaman
Halaman Bab. 9 : 18 Halaman (136-153)
Cetakan : Ke Empat
Nama Reviewers : Ahmad Nadirul Haq
Review Buku Kepemimpinan Birokrasi
kali ini memuat Bab 9 yang berbicara tetang kepemimpinan dan motivasi, dimana
dikaitkannya kepemimpinan dengan motivasi. Di awalan bab ini penulis menyampaikan
kutipan dari Jhon Adair (2008:1) sebagai pakar kepemimpinan internasional
sekaligus sebagai profesor pertama di dunia dalam studi kepemimpinan (Leader
Studies), menyataka bahwa “kepemimpinan” dan “motivasi” ibarat saudara kandung
laki-laki dan perempuan. Maksudnya sulit jika seorang pemimpin tidak memiliki
jiwa motivasi yang dapat memotivasi orang lain.
Nah dalam argumentasi penulis
mengatakan bahwa dari berbagai tugas pemimpin dalam suatu birokrasi, tugas yang
paling sulit adalah bagaimana cara memotivasi. Maksudnya seorang pemimpin
memiliki tugas yang sangat sulit berupa memotivasi seseoarang atau bawahan itu
sendiri. Dikatakan pula sulit karena motivasi bersifat abstak dan tidak
berlakunya secara universal pada setiap jajaran atau individu di lingkungan
birokrasi. Maka dari itu motivasi tergantung kepada siapa yang di motivasi
sesuai dengan kebutuhannya.
Buku ini cukup menarik utamanya bab
9 ini yang mengangkat judul bab kepemimpinan dan motivasi sehingga pembaca
dapat mengetahui batasan batasan pemimpin sampai tugas terberat atau terbesar
pemimpin adalah menjadi motivator di tiap instansi atau individu di lingkungan
birokrasi.
Dalam penelitian yang telah dilakukan
pada birokrasi publik ternyata motivasi pegawai sangat rendah kata penulis
mengutip perkataan dari Sartono (2004). Hal ini disebabkan oleh pemimpin
yang urang melakukan motivasi yang efektif terhadap bawahan, sehingga
mengakibatkan kinerja pegawai sangat rendah kata Harbani Pasolong.
Di bagian konsep motivasi kerja pada
bab ini menjelaskan kembali secara detail mengenai motivasi uang pada dasarnya
penulis mengatakan berasal dari bahasa latin yaitu “movere” yang artinya
“bergerak”. Berdasarkan kata tersebut lahirlah bebagai definisi terkait dengan
motivasi. Reviewers tertarik kutipan ahli yang di tuangkan oleh penulis yakni Daft
(1999), yang mengatakan motivasi merupakan dorongan yang bersifat internal
atau eksternal pada diri individu yang menimbulkan antusiasme dan ketekunan
untuk mengejar tujuan-tujuan spesifik. Nah reviwers dapat menarik benang merah
dari kutipan tersebut dengan mengatakan bahwa motivasi merupakan suatu dorangan
ke individu yang dapat menimbulkan antusias para individu untuk berubah akan
hal motivasi yang diberikan atau disampaikan.
Di kutipan tadi menimbukan beberapa
pertanyaan yang dituangkan oleh penulis salah satunya adalah apakah motivasi
hanya berasal dari dalam diri seseorang atau semata mata karena pengaruh faktor
eksternal atau ada konsiderasi dan kesepakatan pengaruh antara keduanya.? Hal itu
terjawab dengan kutipan yang dituang sendiri oleh penulis oleh Jones (1955:14),
yang pada dasarnya mengatakan motivasi berhubungan dengan erat dimana prilaku
kita dimulai, dukuatkanm didukung, diarahkan, dihentikan, dan reaksi subjektif
yang di timbulkan seseorang jika semua ini belangsung.
Harbani Pasolong mengatakan
dengan demikian kunci utama untuk memahami proses motivasi bergantung pada
pengertian dan hubungan antara kebutuhan, dorongan, dan intensif. Dan dilanjutkan
dengan asumsi dasar ketika melakukan riset motivasi itu ada dua yakni diasumsikan
dengan hal yang baik dan yang kedua diasumsikan bahwa motivasi merupakan
prestasi kerja yang menjadi tolak ukur para jajaran birokrasi.
Dari definisi atau stagmen yang
dikeluarkan oleh penulis berikut penjelasan dari ketiga unsur tersebut
·
Kebutuhan (needs) adalah
keadaan yang memunculkan ketidak seimbangan dan kekerangan baik secara fisologi
maupun secara prikologi
·
Dorongan (drives) kadang
disamakan dengan motif yang memicu munculnya prilaku tertentu untuk mengurangi
atau memenuhi kebutuhan
·
Intentif adalah
segala sesuatu yang memuaskan, mengurangi, dan memenuhi kebutuhan, sehingga
menurunkan ketegangan.
Di ketiga unsur
diatas di jelaskan oleh Harbani Pasolong merupakan unsur yang berkaitan
dengan motivasi dimana ketiga unsur tersebut merupakan kunci utama untuk melakukan
proses motivasi.
Di bagian konsep juga dijelaskan
jenis-jenis motif (kebutuhan) yang di tuangkan oleh penulis terbagi atas 3
motif yakni motif primer yang menjelaskan tentang kebutuhan yang mempunyai
karakteristik sebagai kebutuhan yang dibawa sejenak lahir atau bersifat
fisiologis (physiologically based), kedua motif umum yang terletak pada
wilayah abu-abu dari dua kontinum antra motif primer dan skunder, dan terakhir
ada motif skunder yang merupakan kebutuhan yang muncul akibat proses belajar.
Adapun juga dituangkan dalam bab bagian
konsep tadi juga dituangkan oleh penulis adalah prinsip-prinsip motivasi yang
dikutip pada ahli yakno Adair (2006:103), ada 8 langkah atau prinsip
motivasi sebagai berikut : (1) Pemimpin sendiri harus termotivasi, (2) pilih
orang bermotivasi tinggi, (3) perlakukan setiap orang sebagai individu, (4)
tetapkan sasaran yang realistis dan menantang, (5) ingat, kemajuan akan
motivasi, (6) ciptakan lingkungan yang memotivasi, (7) berikan hadiah yang adil,
dan (8) berikan pengkuan. Itulah tadi prinsip yang dikutip oleh penulis sebagai
prinsip motivasi.
Adapun yang dijabarkan oleh penulis
mengenai pentinya motivasi juga dituangkan di bab ini yakni : (a) motivasi
merupakan masalah terpenting dalam proses hidup dan kehidupan, (b) kinerja
pegawai rata-rata 60% tingkat efisiensinya. Dengan motivasi yang baik bisa
meningkat s/d 80% ke atas, (c) orang bekerja bukan hanya karena uang, tapi
untuk kepuasan kerja, dan (d) memotivasi adalah tugas paling “crusial”para
pemimpin. Itulah 4 pentingnya motivasi yang dijabarkan oleh penulis.
Adapun teori motivasi juga
dituangkan di buku ini dengan mengutip teori kebutuhan berjenjang oleh Abraham
Maslow (1943) yang kutipannya mengatakan bahwa manusi adalah makhluk yang
mempunyai keinginan dan jarnag berada dalam keadaan puas sepenuhnya kecuali
untuk waktu yang singkat. Sedikit kutipan itu merupakan sebuah motivasi dan
gambaran seorang manusia dengan tingkat kepuasan. Lanjutan dari kutipan
tersebut Maslow juga menetapkan semacap herarkhi prapotensi dalam wilayah
kebutuhan pokok manusia itus sendiri. Meliputi (1) keubtuhan orang beruurtan
menurut kepentingan, (2) orang termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang lebih
tinggi dan yang terakhir (3) setiap orang mempunyai 5 kebutuhan secara berjenjang
(piramida kebutuhan) yakni : Kebutuhan dasar, kebutuhan keamanan, kebutuhan
sosial, kebuthan ego atau penghargaanm dan kebutuhan aktualisasi. Dan semua hal
tersebut dijelaskan di buku ini khususnya bab 9.
Selain dari Abraham Maslow penulis
juga mengutip atau mengadopsi 8 teori lainnya yang menjelaskan tentang teori
awal dan teori kontemporer dari motivasi itu sendiri. Adapun nama teori nya
yang sempat dikutip selain dari Abraham Maslow oleh penulis sebagai reverensinya
yakni : (1) Teori Kebutuhan David McClelland (1961), (2) Teori Dua Faktor
Herzberg (1959), (3) Teori ERG (Exitence, Related, Growth) Oleh
Alderfer (1972), (4) Teori X & Y dari McGregor (1957), (5)
Teori Harapan (Expectancy Theory), (6) Teori Keadilan (Equity
Theory), (7) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory), dan (8)
Teori Penentuan Sasaran (Goal Setting Theory). Itulah 8 teori yang
dikemukanan dan di tuangkan juga di buku ini bersama teori pertama yang di
paparkan tadi diatas.
Dibagian selanjutnya dari bab ini
dijelaskan lah peran pemimpin dalam meningkatkan motivasi terkhususnya para
staf atau karyawan atau instansi birokrasi. Dikatakan oleh penulis bahwa
kemampuan untuk menyatukan aspek-aspek manusia menjadi kesulitan tersendiri dalam
suatu birokrasi publi dna pimpinan harus dapat membuat bawahan agar mempunyai
motivasi yang tinggi untuk bekrja demi mencapai tujuan organisasi birokrasi
publik. Adapun di tuangkan juga oleh penulis berupa alat-alat motivasi atau
daya perangsang yakni : (a) Material Incentive yaitu berifat imbalan
prestasi yang diberikan oleh karyawan dan (b) Non Material incentive yaitu
alat perangsang yang diberikan pegawai berupa penghargaanm bintang jasa,
perlakuan yang baik dan sebagianya. Juga di berikan faktor faktor yang
mempengaruhi motivasi yakni faktor internal dan faktor ekternal yang kemudian
dijabarkan lah penulis di bab ini.
Dibagian akhir dari bab ini di
suguhkan dengna hasil riset yang di kutip penulis yakni dari UNDP (2004),
menemukan bahwa mutu SdM Indonesia berada pada rangking 110 dari 170 negara
yang diteliti, SDM Indoneisia terendah dikawasan Asena, sedangkan Malaysia yang
dahulu hampil seluruhnya belahar di indonesia kini menduduki rangking 76 dan Philipina
berada di rengking 98. Hal ini dapat dilihat salah satunya dampak yang
diberikan sehingga peringkat 110 yakni rendahnya motivasi yang ada di Indonesia.
Maka dari itu para pemimpin seharusnya berfikir untuk bagaimana cara
meningkatkan kualitas SDM menggunakan metode motivasi tadi.
Dalam bab ini dapat kita tarik
benang merah dari permasalahan yang kita alami yakni kurangnya motivasi dari
para pemimpin pendahulu sampai sekarang sehingga terjadinya keterbelakangan SDM,
dan pemimpin seharusnya dapat memotivasi individu, karyawan, instansi, dan lain
sebagianya dalam hal ini mempengaruhi dalam peningkatan SDM yang ada di satu
organisasi, kelompok, birokrasi, sampai pemimpin negara sehigga terjalinnya
suatu antusiasme untuk berkerja atau berprestasi di bidang nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar