Rabu, 16 Juni 2021

Review Buku KEPEMIMPINAN BIROKRASI Bab 9. Kepemimpinan dan Motivasi

 


Review Buku Kepemimpinan Birokrasi

Judul Buku                  : KEPEMIMPINAN BIROKRASI

Judul Bab 9                 : KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI

Penulis                         : Harbani Pasolong

Penerbit                       : ALFABETA

Tahun Terbit               : 2015

ISBN                           : 978-979-8433-79-5

Halaman Buku            : 234 Halaman

Halaman Bab. 9          : 18 Halaman (136-153)

Cetakan                       : Ke Empat

Nama Reviewers         : Ahmad Nadirul Haq

 

            Review Buku Kepemimpinan Birokrasi kali ini memuat Bab 9 yang berbicara tetang kepemimpinan dan motivasi, dimana dikaitkannya kepemimpinan dengan motivasi. Di awalan bab ini penulis menyampaikan kutipan dari Jhon Adair (2008:1) sebagai pakar kepemimpinan internasional sekaligus sebagai profesor pertama di dunia dalam studi kepemimpinan (Leader Studies), menyataka bahwa “kepemimpinan” dan “motivasi” ibarat saudara kandung laki-laki dan perempuan. Maksudnya sulit jika seorang pemimpin tidak memiliki jiwa motivasi yang dapat memotivasi orang lain.

            Nah dalam argumentasi penulis mengatakan bahwa dari berbagai tugas pemimpin dalam suatu birokrasi, tugas yang paling sulit adalah bagaimana cara memotivasi. Maksudnya seorang pemimpin memiliki tugas yang sangat sulit berupa memotivasi seseoarang atau bawahan itu sendiri. Dikatakan pula sulit karena motivasi bersifat abstak dan tidak berlakunya secara universal pada setiap jajaran atau individu di lingkungan birokrasi. Maka dari itu motivasi tergantung kepada siapa yang di motivasi sesuai dengan kebutuhannya.

            Buku ini cukup menarik utamanya bab 9 ini yang mengangkat judul bab kepemimpinan dan motivasi sehingga pembaca dapat mengetahui batasan batasan pemimpin sampai tugas terberat atau terbesar pemimpin adalah menjadi motivator di tiap instansi atau individu di lingkungan birokrasi.

            Dalam penelitian yang telah dilakukan pada birokrasi publik ternyata motivasi pegawai sangat rendah kata penulis mengutip perkataan dari Sartono (2004). Hal ini disebabkan oleh pemimpin yang urang melakukan motivasi yang efektif terhadap bawahan, sehingga mengakibatkan kinerja pegawai sangat rendah kata Harbani Pasolong.

            Di bagian konsep motivasi kerja pada bab ini menjelaskan kembali secara detail mengenai motivasi uang pada dasarnya penulis mengatakan berasal dari bahasa latin yaitu “movere” yang artinya “bergerak”. Berdasarkan kata tersebut lahirlah bebagai definisi terkait dengan motivasi. Reviewers tertarik kutipan ahli yang di tuangkan oleh penulis yakni Daft (1999), yang mengatakan motivasi merupakan dorongan yang bersifat internal atau eksternal pada diri individu yang menimbulkan antusiasme dan ketekunan untuk mengejar tujuan-tujuan spesifik. Nah reviwers dapat menarik benang merah dari kutipan tersebut dengan mengatakan bahwa motivasi merupakan suatu dorangan ke individu yang dapat menimbulkan antusias para individu untuk berubah akan hal motivasi yang diberikan atau disampaikan.

            Di kutipan tadi menimbukan beberapa pertanyaan yang dituangkan oleh penulis salah satunya adalah apakah motivasi hanya berasal dari dalam diri seseorang atau semata mata karena pengaruh faktor eksternal atau ada konsiderasi dan kesepakatan pengaruh antara keduanya.? Hal itu terjawab dengan kutipan yang dituang sendiri oleh penulis oleh Jones (1955:14), yang pada dasarnya mengatakan motivasi berhubungan dengan erat dimana prilaku kita dimulai, dukuatkanm didukung, diarahkan, dihentikan, dan reaksi subjektif yang di timbulkan seseorang jika semua ini belangsung.

            Harbani Pasolong mengatakan dengan demikian kunci utama untuk memahami proses motivasi bergantung pada pengertian dan hubungan antara kebutuhan, dorongan, dan intensif. Dan dilanjutkan dengan asumsi dasar ketika melakukan riset motivasi itu ada dua yakni diasumsikan dengan hal yang baik dan yang kedua diasumsikan bahwa motivasi merupakan prestasi kerja yang menjadi tolak ukur para jajaran birokrasi.

            Dari definisi atau stagmen yang dikeluarkan oleh penulis berikut penjelasan dari ketiga unsur tersebut

·         Kebutuhan (needs) adalah keadaan yang memunculkan ketidak seimbangan dan kekerangan baik secara fisologi maupun secara prikologi

·         Dorongan (drives) kadang disamakan dengan motif yang memicu munculnya prilaku tertentu untuk mengurangi atau memenuhi kebutuhan

·         Intentif adalah segala sesuatu yang memuaskan, mengurangi, dan memenuhi kebutuhan, sehingga menurunkan ketegangan.

Di ketiga unsur diatas di jelaskan oleh Harbani Pasolong merupakan unsur yang berkaitan dengan motivasi dimana ketiga unsur tersebut merupakan kunci utama untuk melakukan proses motivasi.

            Di bagian konsep juga dijelaskan jenis-jenis motif (kebutuhan) yang di tuangkan oleh penulis terbagi atas 3 motif yakni motif primer yang menjelaskan tentang kebutuhan yang mempunyai karakteristik sebagai kebutuhan yang dibawa sejenak lahir atau bersifat fisiologis (physiologically based), kedua motif umum yang terletak pada wilayah abu-abu dari dua kontinum antra motif primer dan skunder, dan terakhir ada motif skunder yang merupakan kebutuhan yang muncul akibat proses belajar.

            Adapun juga dituangkan dalam bab bagian konsep tadi juga dituangkan oleh penulis adalah prinsip-prinsip motivasi yang dikutip pada ahli yakno Adair (2006:103), ada 8 langkah atau prinsip motivasi sebagai berikut : (1) Pemimpin sendiri harus termotivasi, (2) pilih orang bermotivasi tinggi, (3) perlakukan setiap orang sebagai individu, (4) tetapkan sasaran yang realistis dan menantang, (5) ingat, kemajuan akan motivasi, (6) ciptakan lingkungan yang memotivasi, (7) berikan hadiah yang adil, dan (8) berikan pengkuan. Itulah tadi prinsip yang dikutip oleh penulis sebagai prinsip motivasi.

            Adapun yang dijabarkan oleh penulis mengenai pentinya motivasi juga dituangkan di bab ini yakni : (a) motivasi merupakan masalah terpenting dalam proses hidup dan kehidupan, (b) kinerja pegawai rata-rata 60% tingkat efisiensinya. Dengan motivasi yang baik bisa meningkat s/d 80% ke atas, (c) orang bekerja bukan hanya karena uang, tapi untuk kepuasan kerja, dan (d) memotivasi adalah tugas paling “crusial”para pemimpin. Itulah 4 pentingnya motivasi yang dijabarkan oleh penulis.

            Adapun teori motivasi juga dituangkan di buku ini dengan mengutip teori kebutuhan berjenjang oleh Abraham Maslow (1943) yang kutipannya mengatakan bahwa manusi adalah makhluk yang mempunyai keinginan dan jarnag berada dalam keadaan puas sepenuhnya kecuali untuk waktu yang singkat. Sedikit kutipan itu merupakan sebuah motivasi dan gambaran seorang manusia dengan tingkat kepuasan. Lanjutan dari kutipan tersebut Maslow juga menetapkan semacap herarkhi prapotensi dalam wilayah kebutuhan pokok manusia itus sendiri. Meliputi (1) keubtuhan orang beruurtan menurut kepentingan, (2) orang termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi dan yang terakhir (3) setiap orang mempunyai 5 kebutuhan secara berjenjang (piramida kebutuhan) yakni : Kebutuhan dasar, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebuthan ego atau penghargaanm dan kebutuhan aktualisasi. Dan semua hal tersebut dijelaskan di buku ini khususnya bab 9.

            Selain dari Abraham Maslow penulis juga mengutip atau mengadopsi 8 teori lainnya yang menjelaskan tentang teori awal dan teori kontemporer dari motivasi itu sendiri. Adapun nama teori nya yang sempat dikutip selain dari Abraham Maslow oleh penulis sebagai reverensinya yakni : (1) Teori Kebutuhan David McClelland (1961), (2) Teori Dua Faktor Herzberg (1959), (3) Teori ERG (Exitence, Related, Growth) Oleh Alderfer (1972), (4) Teori X & Y dari McGregor (1957), (5) Teori Harapan (Expectancy Theory), (6) Teori Keadilan (Equity Theory), (7) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory), dan (8) Teori Penentuan Sasaran (Goal Setting Theory). Itulah 8 teori yang dikemukanan dan di tuangkan juga di buku ini bersama teori pertama yang di paparkan tadi diatas.

            Dibagian selanjutnya dari bab ini dijelaskan lah peran pemimpin dalam meningkatkan motivasi terkhususnya para staf atau karyawan atau instansi birokrasi. Dikatakan oleh penulis bahwa kemampuan untuk menyatukan aspek-aspek manusia menjadi kesulitan tersendiri dalam suatu birokrasi publi dna pimpinan harus dapat membuat bawahan agar mempunyai motivasi yang tinggi untuk bekrja demi mencapai tujuan organisasi birokrasi publik. Adapun di tuangkan juga oleh penulis berupa alat-alat motivasi atau daya perangsang yakni : (a) Material Incentive yaitu berifat imbalan prestasi yang diberikan oleh karyawan dan (b) Non Material incentive yaitu alat perangsang yang diberikan pegawai berupa penghargaanm bintang jasa, perlakuan yang baik dan sebagianya. Juga di berikan faktor faktor yang mempengaruhi motivasi yakni faktor internal dan faktor ekternal yang kemudian dijabarkan lah penulis di bab ini.

            Dibagian akhir dari bab ini di suguhkan dengna hasil riset yang di kutip penulis yakni dari UNDP (2004), menemukan bahwa mutu SdM Indonesia berada pada rangking 110 dari 170 negara yang diteliti, SDM Indoneisia terendah dikawasan Asena, sedangkan Malaysia yang dahulu hampil seluruhnya belahar di indonesia kini menduduki rangking 76 dan Philipina berada di rengking 98. Hal ini dapat dilihat salah satunya dampak yang diberikan sehingga peringkat 110 yakni rendahnya motivasi yang ada di Indonesia. Maka dari itu para pemimpin seharusnya berfikir untuk bagaimana cara meningkatkan kualitas SDM menggunakan metode motivasi tadi.

            Dalam bab ini dapat kita tarik benang merah dari permasalahan yang kita alami yakni kurangnya motivasi dari para pemimpin pendahulu sampai sekarang sehingga terjadinya keterbelakangan SDM, dan pemimpin seharusnya dapat memotivasi individu, karyawan, instansi, dan lain sebagianya dalam hal ini mempengaruhi dalam peningkatan SDM yang ada di satu organisasi, kelompok, birokrasi, sampai pemimpin negara sehigga terjalinnya suatu antusiasme untuk berkerja atau berprestasi di bidang nya.

             

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar